Senin, 21 November 2011

bukti kecintaan pada budaya ala desainer


Koleksi busana tradisional Obin yang 'modern; di Jakarta Fashion Week 2012, Pacific Place, Jakarta, Selasa (15/11/2011) lalu.
KOMPAS.com - Para desainer memiliki cara tersendiri untuk mewujudkan rasa cinta tanah air dan rasa bangga akan kebudayaannya. Mereka akan menuangkan rasa cinta dan bangga tersebut melalui goresan motif dan corak busananya.
"Fashion adalah identitas seseorang untuk mengekspresikan dirinya, dan sekaligus menjadi media yang paling universal untuk mengomunikasikan dan mengenalkan kebudayaan kepada orang lain," ungkap Cristina Pineda, desainer Mexico dari brand Pineda Covalin, kepada Kompas Female, di sela acara Jakarta Fashion Week 2012, di Pacific Place, Jakarta, Kamis (17/11/2011) lalu.
Selama pagelaran pekan mode ini, terlihat beberapa desainer yang secara konsisten mengusung ciri khas dan rasa bangga mereka dalam setiap busananya.
Obin (Bin House)Josephine Werratie Komara, atau Obin, merupakan salah satu desainer yang dikenal konsisten mendedikasikan dirinya untuk berkreasi dengan kain khas Indonesia. Ia kerap memadukan indahnya batik dan kebaya dalam format yang lebih modern dan stylish. Dalam ajang ini, Obin menampilkan kreasi kebaya encim yang bergaya Bali dengan lipatan kain batik yang digunakan sebagai rok panjang.
Kebaya yang selama ini dinilai kuno, justru dimodifikasi agar punya daya tarik lebih bagi anak muda. Tak lupa Obin juga menambahkan selendang yang melekat erat dalam kebaya. Selendang ini dihadirkan dalam pola dan potongan yang berbeda, dengan tambahan draperi dan teknik lipatan serta jahitan berkerut sehingga menghasilkan selendang dengan kombinasi bentuk bunga yang indah.
Tak hanya itu, Obin yang tak ingin disebut sebagai desainer melainkan "the cloth maker" ini juga mengumpulkan berbagai koleksi kain antik dan tradisional dari penjuru Indonesia. Bahkan untuk melengkapi koleksi kainnya, sekaligus sebagai simbol nasionalismenya, Obin tertantang untuk menciptakan kain dari bahan alami Indonesia. "Butuh waktu 14 tahun untuk menciptakan kain batik kashmir agar lembut dan punya efek menjuntai yang indah," ungkap Obin.
Ghea Panggabean Ghea Panggabean yang setia mengangkat motif-motif khas Indonesia Timur juga tampil mewarnai pekan mode ini. Ghea menggunakan motif Dayak dalam balutan busananya, seperti motif berlian besar yang didominasi dengan warna-warna cerah yang menarik. Meski Ghea tak menggunakan kain yang benar-benar ditenun, namun motif-motif ini tak kehilangan daya tariknya.
Motif-motif dayak ini dibuat Ghea dalam model kain "digital print" dengan bahan sutera yang lebih ringan dan nyaman. Sebagai sentuhan pelengkapnya, Ghea juga sering menggunakan tambahan aksesori berupa bulu-bulu burung khas dayak dengan warna senada.
Oscar Lawalata (Oscar Lawalata Culture)Desainer kelahiran Pekanbaru, Riau, ini memang sudah membuktikan konsistensinya selama bertahun-tahun untuk mengeksplorasi kain-kain tradisional Indonesia. Dalam pekan mode Jakarta ini Oscar berkolaborasi dengan Justin Smith untuk menciptakan berbagai busana dan topi yang unik. Tak hanya mendapat inspirasi melalui batik dan kebaya, Oscar mengaku banyak mendapatkan ide ketika mengeksplorasi banyak kain tradisional dari Kalimantan, Yogyakarta, dan NTT. Kain-kain tradisional ini akhirnya diolah menjadi koleksi topi Justin Smith.
"Ide banyak lahir dari perjalanan kami bersama. Kami juga saling berbagi cerita mengenai negara masing-masing. Saya membuat sketsa dan memilih warna, lalu mengirim material ke Justin. Lalu Justin membuat siluet. Kami juga berkomunikasi intens, termasuk soal tekstur, warna, dan siluet," beber Oscar mengenai proses kerjasamanya dengan perancang topi asal Inggris itu.
Kepiawaian Oscar merancang batik dan kain tradisional lain dalam bentuk yang unik, menambah sentuhan modern bagi kain tradisional itu sendiri. Bagi Oscar, batik serta kain-kain tradisional Indonesia memiliki nilai seni yang sangat tinggi sehingga layak mendapat apresiasi yang tinggi dari rakyat Indonesia maupun di tingkat dunia.
Cristina Pineda-Ricardo Covalin (Pineda Covalin)
Tak hanya desainer Indonesia saja yang punya rasa cinta budaya yang tinggi, Cristina Pineda dan Ricardo Covalin pun demikian. Kkeindahan alam Mexico membuat Ricardo dan Cristina memutuskan untuk memperkenalkannya ke seluruh dunia melalui goresan busananya.
Ciri khas Mexico adalah pada warna-warnanya yang cerah dan motif-motifnya yang unik, seperti motif keramik dari suku Chihuahua, motif burung, kupu-kupu, sampai bunga khas Mexico. Kedua hal ini dituangkan dengan apik oleh Pineda Covalin ke dalam koleksi busananya. Hebatnya, warna-warna cerah ini tak hanya ditujukan bagi perempuan saja, tapi juga untuk pria.
"Ada arti yang berbeda dari setiap motif dan warna, semuanya punya cerita masing-masing. Namun, warna cerah khas Mexico melambangkan keberanian dan kemandirian seseorang," tukas Ricardo.
Motif dan warna cerah khas Mexico juga menjadi signature style dari Pineda Covalin. Mereka selalu memberikan goresan dengan pewarna alami, dan sedikit sentuhan manik-manik agar busana mereka terlihat semakin indah dan anggun.

fakta-fakta orang populer


by Wisanggeni | 17:22 in |
daripada tidak ada postingan yang baru dan agar eksistensi dari blog ini tetap ada, maka ada sedikit kata-kata "motivasi" yang kebetulan aku temukan. so, forgive me if this post is not interested....


Pendiri Federal Express pernah di beritahu bahwa idenya tidak masuk akal; dan diberi nilai merah (tidak lulus) oleh profesor di universitasnya. Tiga puluh tahun kemudian, Federal Express menjadi sebuah perusahaan ekspedisi ekspres yang terbesar di dunia dengan 128.000 orang karyawan dan mempunyai modal lebih dari US$7 milyar.

Seorang penerbit Hollywood pernah menuliskan pesan penolakan di atas sebuah naskah yang akhirnya menjadi novel "Gone With the Wind". Gone With the Wind memecahkan rekor dalam sejarah penerbitan dimana 50.000 buku telah terjual dalam tempo satu hari. Telah diterjemahkan kedalam 30 bahasa dan kemudian menjadi film paling populer yang pernah di hasilkan.

Guru Beethoven menyebut Beethoven sebagai seorang komposer yang tidak mempunyai harapan.

Charles Darwin dianggap oleh semua gurunya (termasuk ayahnya sendiri) sebagai seorang budak biasa dan mempunyai tingkat kecerdasan dibawah normal.

Semasa kuliah, Luois Pasteur adalah seorang mahasiswa sederhana di mana dia mendapat peringkat 15 dari 22 orang mahasiswa lain dalam mata kuliah Kimia.

Ketika Sidney Poitier meninggalkan Bahamas untuk merantau ke New York, dia cuma punya US$3 dalam sakunya; dan dia bukanlah seorang yang pandai membaca. Dia pernah tinggal di atas loteng tampa atap dan menopang hidupnya dengan mencuci piring.

Abraham Lincoln ikut perang Blackhawk dengan pangkat kapten. Setelah perang selesai, dia di turunkan menjadi prajurit biasa.

Semasa Sylvester Stallone menjalani ujian di Universitas Dexel, dia di beritahu bahwa peluang masa depannya hanyalah sebagai seorang tukang reparasi elevator. Dengan demikian ayahnya yang sering memukul dan mengatakan bahwa dia adalah seorang anak yang tak bisa di harapkan.

Ray Charles, Jose Feliciano, dan Stevie Wonder semuanya sama dalam satu hal: mereka buta.

Sonny Liston pernah di tahan dalam penjara sebanyak 15 atau 20 kali.

Leon Uris, pengarang buku terlaris '' Exodus '' pernah gagal dalam ujian Bahasa Inggris sebanyak 3 kali semasa di sekolah menengah.

Rodin si pengukir legendaris, pernah 3 kali gagal masuk sekolah seni.

Prestasi Isaac Newton amat lemah ketika di sekolah dasar.

Leo Tolstoy, penggarang buku '' War and Peace '' pernah di keluarkan dari akademi.

Albert Einstein, '' Bolot, tidak suka bergaul, dan senantiasa hanyut dalam khayalan bodohnya.''

Sebagai seorang siswa, Aristotle Onassis merupakan si tolol nomor satu dan biang kerok, sehingga pernah di keluarkan dari beberapa sekolah. Akhirnya dia gagal dalam ujian dan tidak punya ijazah walau diploma sekalipun.

Guru Thomas Edison pernah mengatakan bahwa Thomas terlalu bodoh untuk belajar sesuatu.

Walt Disney pernah di pecat oleh seorang redaktur surat kabar karena kekurangan ide.

Marconi mengajukan anggaran dana sebesar US$ 30.000 untuk membuat sistem pengiriman pesan tanpa kabel, teman - temannya menyarankan kepadanya supaya segera masuk ke rumah sakit jiwa terdekat.

Winston Churchill pernah tidak naik kelas enam.

Napoleon Hill pernah mengalami 7 kali kegagalan besar sepanjang hidupnya sebelum menulis buku ''Think and Grow Rich - Berpikir dan Menjadi Kaya.''

Ibu bapak Erico Caruso, seorang penyanyi opera terkenal pernah mengatakan bahwa dia sebenarnya tidak mempunyai suara nyaring dan tidak bisa bernyanyi.

Semasa depresi dahsyat, banyak masalah yang menurut pandangan Dale Carnegie serba tidak beres; sehingga pada suatu ketika dia terlalu kecewa dan berniat bunuh diri dengan terjun ke sungai.

Woody Allen, seorang penulis, editor, dan penerbit yang telah mendapatkan anugerah Academy Award pernah gagal dalam ujian bahasa Inggris dan gagal membuat film di universitas New York.

Ide mesin Xerox pernah ditolak oleh 20 buah perusahaan. Hanya setelah 7 tahun ditolak barulah akhirnya diterima.

John Creasy, seorang penulis novel Inggris pernah di tolak sebanyak 753 kali sebelum dia berhasil menerbitkan 564 buah buku.

Alexsander Graham Bell pernah disarankan oleh seorang pegawai bank yang sedang marah supaya membuang "barang mainan itu" dari karyawannya. "Barang mainan" tersebut adalah telepon.

Louis L' Amour ditolak sebanyak 350 kali sebelum berhasil mencetak penjualan.

Malcom Forbes, mantan Editor Eksekutif Majalah Forbes pernah gagal menjadi staf surat kabar kampus semasa dia menjadi mahasiswa.

16 tahun setelah dia buta, barulah Jhon Milton menulis buku klasik "Paradise Lost".

Henry Ford pernah gagal dalam bisnis dan bangkrut sebanyak 5 kali.

Bukan sekali permohonan Jendral Douglas MacArthur untuk masuk ke West Point telah ditolak, tetapi telah dua kali.


jika belom tahu siapa orang-orang di atas, copas namanya dan cari di google....

studiakatakata.com